Ada 2 hal yang mengusik saya
ketika mengikuti informasi persepakbolaan eropa tahun ini. Kadang sepakbola
hanya sebagai hiburan semata. Sebagai fans layar kaca, menikmati pertandingan
adalah hal yang paling mengasyikkan. Ketika tim idola menang, sebatas bangga
atas pencapaiannya bagi saya itu sudah cukup. Namun ketika kalah, ada kalanya
kita akan menerima chat yang masuk dari BBM bahkan mention di twitter dan
facebook dengan isi ucapan “Selamat!” “Ciyeeee..” “Uhuuukk..” dll. Hahaha.
Biasalah, tim idola saya jarang kalah.
Pastinya sering disebut tim yang tidak ada saingannya di liga. Yap! Bayern
Munchen adalah tim idola saya sejak 2003 hingga saat ini. Di Bundesliga, Bayern
baru saja memastikan gelar keempat secara beruntun. Sayangnya, di Liga
Champions mereka gagal ke final hanya karena kalah gol tandang. Eng.. ing.. engg, habislah saya di media
sosial ataupun dunia nyata karena kegagalan ini. Siap-siap nyari tempat
sembunyi dan headset. Huahaha.
Ada 2 momen yang bertolak
belakang tentang sepakbola yang membuat saya ingin menulis hari ini. Bukan
tentang Bayern ataupun Bundesliga. Ditemani live
music dari penyanyi lokal Pontianak (di
seberangnya sih. Hahaha..), saya menemukan secercah ide untuk tulisan blog.
1. Leicester City
langkahi Para Raksasa Inggris
Hal pertama yang saya tunggu dari
pertengahan awal musim adalah konsistensi Leicester City di Liga Inggris. Ada 1
pemain favorit saya disana. Robert Huth. Selain mengidolakan Bayern, saya suka
mengikuti tim yang diperkuat pemain Jerman, salah satunya tahun ini pandangan
saya tertuju ke Robert Huth dengan Leicester City-nya.
Leicester city menjadi motivasi
bagi tim kecil lainnya bahwa uang bukanlah hal utama untuk menjadi penguasa. Ranieri
yang dijuluki spesialis runner-up,
membuktikan kejeniusannya membesut tim yang tidak pernah dianggap mampu menjadi
sang juara. Ia gagal mempersembahkan juara bersama tim-tim besar yang pernah dilatihnya.
Ia malah berhasil mempersembahkan gelar juara bersama tim yang “sederhana” dari
segi pemain dan materi.
Leicester City membuktikan uang
bukan alat utama untuk menjadi juara (seperti beberapa tim di Inggris tahun ini
yang belanja jor-joran). Semangat pantang menyerah dan kekompakan sebuah tim menjadi
kunci solidnya permainan sepakbola mereka. Satu hal yang pasti harus kita
ingat, bahwa dari awal sejarah manusia bermain sepakbola, BOLA ITU BUNDAR. Siapapun punya kesempatan untuk menang.
Selamat Leicester! Semoga musim depan
tetap menjadi kejutan di Inggris maupun Liga Champions.
2. Ajax Amsterdam terpeleset di Pekan Terakhir
Ajax Amsterdam dan PSV Eindhoven
memiliki poin yang sama hingga pekan ke 33. Pada pekan terakhir, menjadi partai
penentu. Ajax dapat berada di puncak karena selisih gol yang lebih baik dari
PSV. Dengan demikian, kemenangan terakhir ini menjadi pengunci gelar juara
Eredivisie. Manajemen Ajax pun dengan Pede-nya
mempersiapkan segala sesuatu untuk pesta perayaan juara tahun ini sebelum
pertandingan dimulai. Bus mereka sudah bertuliskan “Landskampioen 2015-2016” yang sudah dipersiapkan untuk konvoi berkeliling
kota Amsterdam.
Pada pertandingan terakhir, Ajax
bertandang ke markas De Graafschaap sedangkan PSV
juga melakoni laga tandang di markas PEC Zwolle. Diatas kertas Ajax pastinya
tidak mungkin kesulitan untuk melawan tim dengan posisi nomor 2 dari dasar
klasemen. Bisa jadi hal itu pula yang membuat manajemen begitu yakin akan
mendapat gelar juara tahun ini.
Priiitttttt…!!! Priiitttttt…!!! Priiitttttt…!!! Pertandingan
pun berakhir dari kedua partai penentu ini. Ajax hanya bermain imbang sedangkan
PSV berhasil menang. Dengan demikian, PSV lah yang keluar sebagai juara
Eredivisie tahun ini dengan unggul 2 poin atas Ajax. Air mata pun tak
terbendung setelah pertandingan dari beberapa pemain Ajax. Setidaknya musim ini
mengajarkan dan mengingatkan kembali untuk manajemen dan para pemain Ajax bahwa
BOLA ITU BUNDAR. Mereka seakan lupa
dengan pertandingan final Liga Champions Bayern Munchen melawan Manchester
United pada 1999 yang hasilnya berubah dalam sekejap mata. 5 menit dapat
mengubah segalanya apalagi 90 menit. Masih banyak kemungkinan yang akan
terjadi.
Selamat kepada PSV!
Saya turut berduka atas kegagalan Ajax tahun ini.
Mungkin rasanya seperti
ketika anda sudah selangkah lagi ingin menyatakan cinta kepada wanita yang tiap
malam terbayang dalam mimpi, namun sayangnya yang lebih bekerja keras yang mendapatkannya! Nyesek! Hahahaha.
Hujan sudah reda.
Saatnya pulang ke rumah.
Selamat konser juga buat Puck
Mude di De Kupi. Saye balek lok ye. :D
0 komentar:
Posting Komentar
"Komentar yang baik akan menunjukkan pribadi yang baik pula."
Terima kasih telah berkunjung dan membaca tulisan ini. Bantu SHARE yaa jika berkenan. Silahkan centang beri tahu saya untuk berinteraksi lebih lanjut di kolom komentar.
Salam hangat,
Leemindo.com